Softskill, Etika Bisnis pertemuan 3
Nama Kelompok
Dewi Cristi A 11212948
Mugia Silvy P 14212754
Yaya Budi K 17212798
Kelas : 4EA18
BENTUK STAKEHOULDER
Pengertian
stakeholder dalam konteks ini adalah tokoh – tokoh masyarakat baik
formal maupun informal, seperti pimpinan pemerintahan (lokal), tokoh
agama, tokoh adat, pimpinan organisasi social dan seseorang yang
dianggap tokoh atau pimpinan yang diakui dalam pranata social budaya
atau suatu lembaga (institusi), baik yang bersifat tradisional maupun
modern. Dalam buku Cultivating Peace, Ramizes mengidentifikasi berbagai
pendapat mengenai stakekholder ini. Beberapa defenisi yang penting
dikemukakan seperti
Stakeholder
adalah kelembagaan yang dianjurkan dibentuk untuk meningkatkan peran
serta masyarakat dalam memajukan pendidikan, dan komite sekolah.
STEREOTYPE , PREDUJICE, STIGMA SOSIAL
Stereotype
adalah generalisasi yang tidak akurat yang didasarkan pada prejudice.
Kita semua memegang stereotype terhadap kelompok orang lain.
Contoh dari Stereotype , ketika kita sudah beranggapan begitu pada suatu suku , maka kita tidak akan
menempatkan dia pada suatu posisi yang kita rasa gak cocok.
Prejudice adalah attitude yang bersifat bahaya dan didasarkan pada
generalisasi yang tidak akurat terhadap sekelompok orang berdasarkan
warna kulit, agama,sex, umur , dll. Berbahaya disini maksudnya attitude
tersebut bersifat negative. Contoh dari Prejudice misalnya kita menganggap setiap orang pada suku tertentu itu malas, pelit , dan lain nya
Stigma sosial adalah tidak diterimanya seseorang pada suatu kelompok
karena kepercayaan bahwa orang tersebut melawan norma yang ada. Stigma
sosial sering menyebabkan pengucilan seseorang ataupun kelompok. Contoh
dari stigma social misalnya sejarah stigma sosial dapat terjadi pada
orang yang berbentuk fisik kurang atau cacat mental, dan juga anak luar
kawin, homoseksual atau pekerjaan yang merupakan nasionalisasi pada
agama atau etnis, seperti menjadi orang Yahudi atau orang Afrika
Amerika. Kriminalitas juga membawa adanya stigma sosial
MENGAPA PERUSAHAAN HARUS BERTANGGUNG JAWAB
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility(selanjutnya dalam artikel akan disingkat CSR) adalah suatu konsep bahwaorganisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan adalah memiliki berbagai bentuk tanggung jawab terhadap seluruh pemangku kepentingannya, yang di antaranya adalah konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungandalam segala aspek operasional perusahaan yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Oleh karena itu, CSR berhubungan erat dengan "pembangunan berkelanjutan",
di mana suatu organisasi, terutama perusahaan, dalam melaksanakan
aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan
dampaknya dalam aspek ekonomi, misalnya tingkat keuntungan atau deviden,
melainkan juga harus menimbang dampak sosial dan lingkungan yang timbul
dari keputusannya itu, baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka
yang lebih panjang. Dengan pengertian tersebut, CSR dapat dikatakan
sebagai kontribusi perusahaan terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan
dengan cara manajemen dampak (minimisasi dampak negatif dan maksimisasi
dampak positif) terhadap seluruh pemangku kepentingannya
KOMUNITAS INDONESIA DAN ETIKA BISNIS
Indonesia memerukan suatu bentuk etika bisnis yang sangat spesifik dan sesuai denga model indonesia.
Hal ini dapat di pahami bahwa bila ditilik dai bentuknya, komunitas indonesia komunitas elite an komunitas
rakyat Bentuk – bentuk pola hidup komunitas di indonesia sangat bervariasi dari berburu meramu sampai
dengan industri jasa. Dalam suatu kenyataan di komunitas indonesia pernah terjadi mala petaka kelaparan di daerah Nabire Papua. Bahwa komunitas Nabire mengkonsumsi sagu, pisang, ubi dan dengan keadaaan
cuaca yang kemarau tanah tidak dapat mendukung pengolahan bagi tanaman ini, kondisi ini mendorong pemerintah dan perusahaan untuk dapat membantu komunitas tersebut.
Dari gambaran ini tampak bawa tidak adanya rasa empati bagi komunitas elite dan perusahaan dalam memahami pola hidup komunitas lain. Dalam konteks yang demikian, maka di tuntut bagi perusahaan untuk dapat memahami etika bisnis ketika berhubungan dengan stakeholder di luar perusahaannya seperti komunitas lokal
atau kelompok sosial yang berbeda pola hidup.Jati diri bangsa perlu digali kembali untuk menetapkan sebuah etika yang berlaku secara umum bagi komunitas Indonesia yang multikultur ini. Jati diri merupakan suatu bentuk kata benda yang bermakna menyeluruh sebagai sebuah kekuatan bangsa
Hal ini dapat di pahami bahwa bila ditilik dai bentuknya, komunitas indonesia komunitas elite an komunitas
rakyat Bentuk – bentuk pola hidup komunitas di indonesia sangat bervariasi dari berburu meramu sampai
dengan industri jasa. Dalam suatu kenyataan di komunitas indonesia pernah terjadi mala petaka kelaparan di daerah Nabire Papua. Bahwa komunitas Nabire mengkonsumsi sagu, pisang, ubi dan dengan keadaaan
cuaca yang kemarau tanah tidak dapat mendukung pengolahan bagi tanaman ini, kondisi ini mendorong pemerintah dan perusahaan untuk dapat membantu komunitas tersebut.
Dari gambaran ini tampak bawa tidak adanya rasa empati bagi komunitas elite dan perusahaan dalam memahami pola hidup komunitas lain. Dalam konteks yang demikian, maka di tuntut bagi perusahaan untuk dapat memahami etika bisnis ketika berhubungan dengan stakeholder di luar perusahaannya seperti komunitas lokal
atau kelompok sosial yang berbeda pola hidup.Jati diri bangsa perlu digali kembali untuk menetapkan sebuah etika yang berlaku secara umum bagi komunitas Indonesia yang multikultur ini. Jati diri merupakan suatu bentuk kata benda yang bermakna menyeluruh sebagai sebuah kekuatan bangsa
DAMPAK TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
Tanggung jawab sosial juga erat kaitannya dengan etika bisnis.
Perusahaan mempunyai tanggungjawab sosial (corporate social
rensponsibility) kepada pelanggannya, kreditor, pemegang saham,
karyawan, lingkungan serta komunitasnya. Sebagai akibat keputusan yang
tidak etis, maka perusahaan dihadapkan pada persoalan gugatan hukum dan
pada akhirnya akan berimplikasi pada nilai perusahaan itu sendiri. Hasil
survey ini menunjukan bahwa tanggung jawab sosial sangat berperan dalam
pembentukan opini sebesar 60% dan salah satunya merupakan etika bisnis.
Tanggung jawab sosial perusahaan sangat mempengaruhi kinerja segala
aspek misalnya lingkungan, karyawan sehingga mendorong etika bisnis
dalam perusahaan tersebut.
Kepedulian
kepada masyarakat sekitar/relasi komunitas dapat diartikan sangat luas,
namun secara singkat dapat dimengerti sebagai peningkatan partisipasi
dan posisi organisasi di dalam sebuah komunitas melalui berbagai upaya
kemaslahatan bersama bagi organisasi dan komunitas. CSR bukanlah sekedar
kegiatan amal, melainkan CSR mengharuskan suatu perusahaan dalam
pengambilan keputusannya agar dengan sungguh-sungguh memperhitungkan
akibat terhadap seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) perusahaan,
termasuk lingkungan hidup.
MEKANISME PENGAWASAN TINGKAH LAKU
Mekanisme
Pengawasan Tingkah Laku Mekanisme dalam pengawasan terhadap para
karyawan sebagai anggota komunitas perusahaan dapat dilakukan berkenaan
dengan kesesualan atau tidaknya tingkah laku anggota tersebut denga
budaya yang dijadikan pedoman korporasi yang bersangkutan
Hal
dari evaluas tersebut menjadi audit sosial.Pengawasa terhadap tingkah
laku dan peran karyawan pada dasarnya untuk menciptakan kinerja karyawan
itu sendiri yang mendukung sasaran dan tujuan dari proses berjalannya
perusahaan. Kinerja yang baik adalah ketika tindakan yang diwujudkan
sebagai peran yang sesuai dengan status dalam pranata yang ada dan
sesuai dengan budaya perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena itu,
untuk mendeteksi apakah budaya perusaaan telah menjadi bagian dalam
pengetahuan budaya para karyawannya dilakukan audit sosal dan sekaligus
merencanakan apa aja yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk
menguatkan nilai-nilai yang ada agar para karyawan sebagai anggota
perusahaan tidak memunculkan pengetahuan budaya yang dimilikinya di luar
lingkungan perusahaan.
SUMBER
http://dillahsalasa.blogspot.co.id/2014/10/tanggung-jawab-sosial-perusahaan_19.html
http://diahkataya.blogspot.co.id/2015/12/dampak-tanggung-jawab-sosial-perusahaan.html
http://rudybinary.blogspot.co.id/2012/10/tanggung-jawab-sosial-perusahaan.html
http://dillahsalasa.blogspot.co.id/2014/10/tanggung-jawab-sosial-perusahaan_19.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar